Harga lada meningkat di Tiongkok, dan pasokannya terbatas

Tiongkok adalah produsen dan konsumen cabai terbesar di dunia.Pada tahun 2020, luas tanam cabai di China sekitar 814.000 hektar dan hasil panen mencapai 19,6 juta ton.Produksi lada segar Tiongkok menyumbang hampir 50% dari total produksi dunia, dan menduduki peringkat pertama.

Produsen cabai besar lainnya selain Tiongkok adalah India, yang memproduksi cabai kering dalam jumlah terbesar, yaitu sekitar 40% dari produksi global.Pesatnya ekspansi industri hot pot dalam beberapa tahun terakhir di Tiongkok telah menyebabkan pesatnya perkembangan produksi berbasis hot pot, dan permintaan akan paprika kering juga meningkat.Pasar lada kering Tiongkok terutama bergantung pada impor untuk memenuhi permintaannya yang tinggi, menurut statistik yang tidak lengkap pada tahun 2020. Impor lada kering berjumlah sekitar 155.000 ton, dimana lebih dari 90% berasal dari India, dan meningkat puluhan kali lipat dibandingkan tahun 2017. .

Tanaman baru di India terkena dampak hujan lebat tahun ini, dengan penurunan produksi sebesar 30%, dan pasokan yang tersedia untuk pelanggan asing menurun.Selain itu, kebutuhan cabai dalam negeri di India lebih besar.Karena sebagian besar petani percaya bahwa ada kesenjangan di pasar, mereka lebih memilih menyimpan produknya dan menunggu.Hal ini berdampak pada melonjaknya harga cabai di India yang selanjutnya meningkatkan harga cabai di Tiongkok.

Selain dampak penurunan produksi di India, panen cabai di dalam negeri China juga tidak terlalu optimis.Pada tahun 2021, daerah penghasil cabai di Tiongkok bagian utara terkena dampak bencana.Ambil contoh Henan, per 28 Februari 2022, harga pengiriman cabai Sanying di Kabupaten Zhecheng, Provinsi Henan, mencapai 22 yuan/kg, meningkat 2,4 yuan atau hampir 28% dibandingkan harga pada 1 Agustus. 2021.

Belakangan ini cabai Hainan mulai beredar di pasaran.Harga beli cabai Hainan di lapangan, khususnya cabai rawit, telah melonjak sejak bulan Maret, dan pasokannya melebihi permintaan.Meskipun cabai sangat berharga, hasil panennya kurang baik karena cuaca dingin tahun ini.Hasil panennya rendah dan banyak pohon lada yang tidak mampu berbunga dan berbuah.

Menurut analis industri, produksi cabai India yang bersifat musiman terlihat jelas karena dampak curah hujan.Volume pembelian cabai dan harga pasar mempunyai hubungan yang erat.Musim panen lada terjadi pada bulan Mei hingga September.Volume pasar selama ini relatif besar, dan harganya lebih rendah.Namun, volume terendah di pasar terjadi pada bulan Oktober hingga November, dan harga pasar justru sebaliknya.Harga cabai diperkirakan berpotensi mencapai titik kritis paling cepat pada bulan Mei.


Waktu posting: 17 Maret 2023